Daun afrika, yang berkhasiat medis dan bermanfaat bisnis
itu, berasal dari mana? Ya jelas, asal muasalnya dari afrika, lalu berkelana ke
Cina, selanjutnya melancong ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Daun afrika ini secara global juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai bitter
leaf, karena rasanya yang memang luar biasa bitter, pahit amit-amit. Jika anda
mengunyahnya, tahan lah sebentar rasa pahitnya ini, dalam hitungan detik, akan
muncul sensasi manis, dan khasiat daun ini akan segera terasa.
Keunggulan utama daun afrika yang nama ilmiahya Vernonia
amygdalina ini, adalah mudahnya menanam dan mengembang-biakkan. Tanaman ini
bisa berkembang dengan stek saja. Seperti singkong, tetapi lebih mudah lagi
perawatannya. Di lahan kritis, singkong mungkin sulit hidup, tetapi daun afrika
dapat tumbuh terus, subur, Diduga, daun afrika bisa menjadi agen penanganan
lahan kritis. Di kebun percobaan di rumah saya, lahan tempat pembuangan bekas
bangunan (brangkal), sekarang menjadi lahan subur pertumbuhan daun afrika.
Daun afrika kini diketahui berkhasiat sangat hebat untuk
menyembuhkan penyakit apa saja? Radang sendi, darah tinggi, kadar gula tinggi,
sakit gigi, bahkan impotensi dan kanker. Daun afrika berpotensi tinggi dalam
penyembuhan luka dengan aplikasi kosmetika.
Memperbandingkan khasiat dan manfaat daun afrika dengan
herbal lainnya bisa diibaratkan dengan moda transportasi. Daun afrika bisa
diibaratkan dengan kereta api cepat Jakarta Bandung. Sekejap saja, khasiat dan
manfaat daun afrika ini bisa dirasakan sampai ke sumber penyakit. Tentu saja
kalah jika dibandingkan dengan obat medis yang diibaratkan sebagai pesawat
terbang.
Daun afrika kemungkinan pertama kali "mendarat" di
Indonesia di kota Medan, Sumatera Utara. Saya pun mendapatkan bibitnya dari
tante angkat saya yang asal Medan, tetapi bermukim di Tangerang. Informasi
mengenai kehebohan global khasiat daun
afrika ini pertama kali saya dapatkan juga dari kawan yang Tionghoa asal Medan.
Di pulau Jawa, daun afrika pertama kali ditanam kemungkinan di Bogor pada tahun
2008. Baru pada tahun 2012 saya menanam sebagai pagar hidup di rumah saya di
Bandung. Sekarang, sepetak lahan di muka rumah ditanam dan dimanfaatkan sebagai
lahan percobaan daun afrika.
Berdasarkan data Google Trend, kota di Indonesia yang paling
banyak menggali informasi mengenai daun afrika adalah Makassar, Sulawesi
Selatan. Animo masyarakat dunia maya di Makassar mengalahkan antusiasme orang
Jakarta, ibukota negara. Kedudukan ketiga dalam gairah menggali ilmu daun
afrika ditempati oleh warga Medan. Perguruan tinggi yang pertama kali meneliti
khasiat daun afrika secara ilmiah dan medis juga dari Medan, yaitu Universitas
Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di fakultas kedokteran gigi, kedokteran,
farmasi, dan MIPA.
Bekasi menempati urutan keempat dalam penggalian informasi
di mesin pencari melalui internet. Bekasi ternyata mengalahkan keseriusan
masyarakat yang memiliki kampus ternama di negara kita. Kota-kota dengan
tradisi keilmuan Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta tertinggal berturut-turut di
urutan nomor 5, 6, dan 7. Lembaga riset utama di Indonesia, yaitu LIPI, baru
"mengenal" daun afrika pada tahun 2015 melalui penelitian tidak
resmi.
Jadi, daun afrika akan menjadi primadona dunia herbal jamu
untuk awet muda. Khasiatnya bukan sensasi yang bersifat sugesti tetapi sudah
sejak lama diteliti oleh ilmuwan di seluruh dunia di 5 benua. Indonesia
mengenalnya belum lama dan sudah jauh ketinggalan. Namun demikian, lembaga
penelitian Indonesia tetap memiliki peluang memahami hal-hal baru dalam rentang
khasiat yang semakin berkembang. Ada 101 manfaat daun afrika meliputi bidang
kedokteran dan farmasi, kosmetika, perikanan, peternakan, perumahan, hama dan
penyakit hewan dan tumbuhan, ilmu gulma, estetika, aromaterapi, kuliner, dan
masih banyak lagi. Ikuti dan gali informasinya di grup facebook
https://www.facebook.com/groups/daun.afrika/
Pusat Informasi Daun Afrika Inovasi Nusantara DAIN
http://hemonitor.blogspot.co.id/
081398251010 atau BB5895a5bb